Menurut kalian anime romance mana yang sampai saat ini masih membekas di hati? Kalau saya tanpa ragu akan menjawab Ao Haru Ride sebagai salah satunya. Ya, anime itu sudah lama sekali saya tonton tapi sampai sekarang saya masih belum bisa move on dari alur ceritanya yang tanpa sadar selalu bikin senyum-senyum sendiri.
Bisa dibilang saya sudah tahu lama juga soal live action anime tersebut. Namun karena saya memang tipe orang yang jarang menonton suatu live action dari sebuah anime, saya tidak pernah menontonnya. Bertahun-tahun berlalu saya tiba-tiba merasa penasaran dengan live action anime ini. Jadi saya memutuskan untuk menontonya, hitung-hitung sebagai pelampiasan rasa rindu saya juga pada animenya. Lalu bagaimana sih live action Ao Haru Ride ini? Apakah bisa dibilang berhasil?
Sinopsis:
Ao Haru Ride (Blue Spring Ride) Live Action yang diangkat dari anime dengan judul yang sama ini dirilis pada tahun 2014. Film ber-genre Teen-Romance ini bercerita tentang seorang gadis bernama Futaba Yoshioka (Tsubasa Honda) yang menyukai teman sekolahnya di SMP yang bernama Tanaka Kou (Masahiro Higashide). Futaba selalu tersipu malu jika didekat Kou yang selalu bersikap lembut dan perhatian padanya. Singkatnya, Kou mengajak Futaba untuk bertemu di sebuah festival. Namun malam itu Kou tidak menampakkan hidungnya. Kou bahkan pindah sekolah dan tidak pernah lagi muncul dihadapan Futaba.
Beranjak dewasa, Futaba berubah menjadi seorang siswi tomboy yang ingin memprioritaskan pertemanan, tidak peduli apakah itu pertemanan yang nyata atau tidak, Futaba tidak akan memikirkannya selagi ia tidak sendiri di masa SMA-nya. Hingga saat itu, setelah kembali dari kantin Futaba tidak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki. Futaba merasakan sebuah getaran, dia merasa mengenali lelaki itu. Tanpa berpikir panjang Futaba berbalik arah dan mengejar lelaki itu. Ketika hendak memanggil namanya, seseorang dibelakangnya pun ikut berteriak dan memanggil lelaki itu namun dengan nama "Mabuchi". Futaba merasa malu dan mengira ia salah mengenali seseorang. Namun pada akhirnya Futaba tahu bahwa Mabuchi adalah Tanaka Kou yang dikenalnya dulu. Kou meminta Futaba agar berhenti memanggilnya Tanaka, dia menegaskan bahwa sekarang namanya Mabuchi Kou. Bukan hanya itu, Kou bahkan mengaku bahwa dulu ia juga suka pada Futaba. Tapi Kou mengatakan bahwa mereka tidak bisa kembali ke masa itu lagi. Aneh, Futaba merasa aneh dengan sikap Kou yang sangat berbeda jauh dari dulu. Futaba ingin mengenalnya dan mencari tahu apa yang terjadi pada Kou selama ini.
Review:
Cerita ini sebenarnya termasuk kategori klise yang mana sangat mudah sekali ditebak. Namun eksekusi di animenya bisa dibilang berhasil hingga mampu meraih banyak hati penonton. Lalu bagaimana dengan versi live actionnya?
Selama menonton saya biasa biasa saja, tidak ada adegan yang membuat saya berdecak kagum sampai mengatakan 'Wah'. Bukan hanya karena saya sudah mengetahui alurnya, namun akting pemainnya juga sedikit tidak enak dilihat. Bahkan banyak sekali adegan-adegan yang terkesan cringe dan bikin saya tutup mata untuk sebentar. Ada beberapa perpindahan adegan juga yang terlihat terburu-buru yang membuat ceritanya sedikit tidak natural.
Versi live action ini memiliki beberapa perbedaan dari animenya. Ada beberapa adegan yang dirubah ada juga yang hilang. Namun untung saja mereka tetap mempertahankan scene ikonik saat Kou memeluk Futaba agar orang lain tidak melihatnya sedang menangis.
Selain itu, dari segi percintaan di film ini ternyata lebih difokuskan pada cinta segi tiga antara Futaba, Kou dan Narumi. Bukan bersama Yuri Makita. Awalnya saya sedikit kecewa. Kenapa? Karena menurut saya percintaan Futaba, Kou dan Yuri mengandung banyak arti yang bisa kita jadikan pelajaran. Seperti persaingan yang sehat antara Futaba dan Yuri, juga eratnya persahabatan mereka walaupun mereka mencintai lelaki yang sama. Mereka bahkan masih berteman dekat meskipun salah satunya harus menerima kekalahan. Namun seiring berjalannya film ini, saya mulai merasa tertarik. Perasaan campur aduk tiba-tiba terasa, terlebih peran Narumi ini ternyata membuat Kou terus terkurung dalam perasaan kelamnya yang gelap. Kalian akan bisa merasakan bagaimana bingungnya perasaan Kou saat itu. Dia mencintai Futaba namun disisi lain dia juga harus selalu ada untuk Narumi, mengingat Narumi mempunyai kisah yang sama dengannya dan Kou ingin menjaganya karena itu. Apalagi saat adegan Narumi yang sempat ditahan polisi, Kou berpelukan dengannya dan Futaba memperhatikan dari jauh. Mata Kou tidak bisa berbohong saat itu. Memang, setiap Narumi muncul saya selalu waswas. Semua orang pun tahu bagaimana sedih dan menyakitkannya berada di posisinya, namun saya tidak membenarkan sikapnya yang terus mengurung Kou dalam kenangan buruknya. Dia seolah olah tidak membiarkan Kou sembuh dari traumanya agar selalu merasa kasihan padanya dan terus berada di sampingnya. Selain Narumi, sebenarnya kemunculan Kikuchi pun menambah greget alur film ini. Apalagi saat dia mencium Futaba. Huft...
Bukan hanya soal percintaan, kalian juga harus menyaksikan persahabatan mereka. Bagaimana Futaba dan teman-teman yang lainnya bekerja sama untuk mengembalikan senyuman Kou dan menemukan kembali kebahagiaan lelaki itu. Persahabatan mereka berhasil membuat saya iri.
Walaupun tidak sesuai ekspetasi dan jauh dari harapan, film ini masih mampu saya tonton meskipun harus sering kali menutup mata setiap adegan cringe muncul. Tapi akting pemainnya tidak sepenuhnya gagal kok. Tsubasa Honda sebagai pemeran Futaba berhasil membawa kesan tomboy yang pas. Pemeran Kou juga saat adegan sedih melakukannya dengan baik, cukup mengena hingga kita ikut terbawa suasana. Saya beri rate 7/10 untuk live action ini. Memang sangat disayangkan banyak sekali kekurangan di film ini. Tapi untuk kalian yang masih penasaran bisa mencobanya. Juga, jangan lupa tonton versi animenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar